perang selalu buruk untuk generasi

Perang selalu buruk untuk generasi

Perang selalu buruk untuk generasi adalah artikel opini penulis. Dari diskusi yang secara marathon berlangsung lebih dari satu tahun. Adalah sebuah kenyataan yang mesti kita lihat dalam posisi generasi sa’at ini. Kehilangan identitas bukanlah sebuah keadaan yang menyenangkan. Hidup didunia tanpa mengetahui, dari mana kita berasal dan kemana kita menuju adalah sebuah proses yang kita berharap kita ketahui sejak kita lahir kedunia ini. Dan apa yang menjadi mandat itu, tiba tiba hilang dan tergantikan oleh mandat nilai lain yang dalam sejarah kita tidak dikenal dan tidak diketahui sebelumnya. Penulis sadar, bahwa sebagai generasi penerus dari semangat membuka informasi dan membagi informasi. Serta membawanya pada ruang kritik, mungkin dimasa depan kita akan menemukan kebenaran kebenaran baru tentang leluhur “Kekaisaran Minangcabo”. Leluhur yang mungkin pada masa jayanya menghubungkan Indonesia barat sampai ke Indonesia timur.

Hadir dalam masa masa garis kesunanan, dan membantu banyak pihak saling melengkapi peradaban mereka. Dengan berbagai dinamika, yang mungkin juga kita akan temukan, cerita perselisihan yang tidak secara cerdas dan cermat terselesaikan. Namun pada sisi lain, juga masa perang yang berkepanjangan sejak abad 1600 membuat semua pupus dan terhapus, tanpa tersisa. Tapi sedikit banyak yang bisa kita pelajari adalah, perang dan berperang sudah bisa dipastikan memberikan dampak buruk, yang tidak main main pada generasi. Sebagai generasi hasil perang beratus tahun, hanya kegamangan dan nyaris keputusasaan yang ada. Namun, demi generasi masa depan pun, bukanlah sebuah faktor yang menjadi penghambat bagi kita dalam mendorong kebenaran dari sejarah ini muncul kepermukaan. Sebagaimana kita ketahui, sebagai bangsa kita terlalu jauh merujuk garis sejarah. Meloncat dari masa kemerdekaan, langsung ke Aditiyawarman, dimana kita kehilangan ratusan tahun menuju ke dia. Dan tidak mengerti apa dan bagaimana proses itu terjadi.

Berhenti Berperang dan berhenti Membenci

Syarat pertama yang mungkin kita mesti lakukan adalah berhenti membenci. Karena kebencian adalah awal dari bentuk ketidakharmonisan dan upaya mencerabut kenangan manis yang terbentuk pada masa lalu. Dengan atau tanpa disengaja, kebencian sering dimulai dari perkataan yang tidak baik. Kritik yang tidak berimbang dan bentuk prilaku yang berupaya mendominasi pihak lain dengan membuat mereka mereka merasa rendah dan kehilangan harga diri serta nilai.

Pola prilaku yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari ini. Adalah pintu masuk hubungan baik dan martabat diri kita sebagai manusia sering runtuh dan jatuh ke area yang tidak kita inginkan. Lalu apa yang bisa kita lihat sebagai sebuah jalan dari belajar menghentikan perkataan buruk, akan memberikan dampak jangka panjang dan merubah prilaku membenci kita jika ada. Memulai perkataan dengan perkataan sopan serta santun. Dengan rasa hormat dan serta penghargaan adalah bentuk lain dari upaya kita sendiri memperbaiki diri serta generasi. Sehingga bisa menjadi generasi yang mengikatkan satu orang dengan orang lain, satu keluarga dengan keluarga lain. Serta satu kaum dengan kaum yang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Call Now